RINGKASAN
MANUFACTURING INFORMATION SYSTEMS
Disusun
oleh :
1. Faris Ismail (1310208220)
2. Silvia cendana R.E.W (1310208314)
3. Bella Aristiya M (1310208315)
4. Sofyani Putri Y (1310208474)
5. Nana Indriyana Lahay (1310208479)
6. Zulia Zufi P (1310208649)
SI
MANAJEMEN
SEKOLAH
TINGGI ILMU EKONOMI INSONESIA
SURABAYA
2016
11.1. MODEL SISTEM INFORMASI
MANUFAKTUR
Sistem
Informasi Manufaktur termasuk dalam kerangka kerja Sistem Informasi Manajemen
(SIM) secara keseluruhan. Sistem informasi manufaktur lebih menekankan kepada
proses produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input
bahan mentah hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses
yang terjadi.
sumber
internal
sumber
eksternal
Keterangan
:
Ø Input Data/Informasi
Input
data berupa data internal dan data eksternal, data internal merupakan data
intern sistem keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data menjadi
informasi yang berguna. Data ini meliputi sumber daya manusia (SDM), material,
mesin, dan hal lainnya yang mendukung proses secara keseluruhan seperti
transportasi, spesifikasi kualitas material, frekuensi perawatan, dan
lain-lain.
Data
Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan
(environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang
berguna. Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan
pemerintah tentang UMR, listrik, dll.Data-data ini biasanya berguna untuk
perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses.
11.2. Sub Sistem Input
Sub
sistem input terdiri dari
a.
Sistem informasi akuntansi
Mengumpulkan
data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data lingkungan yang
menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasok. Sebagai contoh, pegawai
produksi memasukan data kedalam terminal dengan menggunakan kombinasi media
yang dapat dibaca mesin dan keyboard.Media tersebut sering berbentuk dokumen
dengan bar code yang dapat dibaca secara optik. Media lain meliputi dokumen
dengan tanda pensil yang dapat dibaca secara optik, dan kartu plastik dengan
garis-garis catatan yang dapat dibaca secara magnetis. Setelah dibaca data
tersebut ditransmisikan kekomputer pusat untuk memperbarui database.
b.
Sub sistem industrial engineering (IE)
Industrial
Engineering merupakan analisis sistem yang terlatih khusus yang mempelajari
operasi manufaktur dan membuat saran-saran perbaikan.Industrial engineering
terdiri dari proyek-proyek pengumpulan data khusus dari dalam perusahaan yang
menetapkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu produksi.
c.
Sub sistem intelijen manufaktur
Subsistem
intelijen manufaktur berfungsi agar manajemen manufaktur tetap mengetahui
perkembangan terakhir mengenai sumber-sumber pekerja, material dan mesin.
Adapun yang termasuk dalam sub sistem intelijen manufaktur adalah :
1.
Informasi pekerja, manajemen manufaktur harus memperhatikan serikat pekerja
yang mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Baik dalam sistem kontrak, tak
berjangka maupun borongan.
2.
Sistem formal, manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan
menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan ke departemen sumber daya
manusia. Sumber daya manusia kemudian mengumpulkan informasi dari berbagai
elemen lingkungan dan menhubungakan kepada pihak pelamar.
3.
Sistem informal, arus informasi antar pekerja dan manajemen manufaktur
sebagaian besar bersifat informal arus itu berupa kontak harian antara pekerja
dan manajer mereka.
Kegiatan-kegiatan
yang terjadi di dalam intelijen manufaktur :
•
Pengumpulan (pendokumentasian) data dari lingkungan
•
Pengujian data,
•
Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
•
Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.
•
Pengambilan data, bisa dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data
yang lain.
Sub Sistem Output
Adalah
informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data yang dapat dibagi menjadi
3 bagian yaitu produksi, persediaan dan kualitas, dimana ketiganya ini tidak
meninggalkan unsur biaya yang terjadi di dalamnya.
a.
Sub sistem produksi
Adalah
segala hal yang bersangkutan dengan proses yang terjadi disetiap divisi kerja
ataupun departemen yang mengukur produksi dalam hal waktu, menelusuri arus
kerja dari satu langkah ke langkah berikutnya.
b.
Sub sistem persediaan
Tingkat
persediaan perusahaan sangat penting karena menggambarkan investasi yang
besar.Tingkat persediaan suatu barang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dipesan
dari pemasok setiap kalinya, dan tingkat persediaan rata-rata dapat diperkirakan
dari separuh kuantitas pesanan ditambah safety stock. Subsistem persediaan
memberikan jumlah stok, biaya holding, safety stock , dan lain-lain berdasarkan
hasil pengolahan data dari input. Subsistem persediaan biasanya memiliki proses
pembelian (purchasing) dan penyimpanan (inventory). Dan fungsi dari sub sistem
persediaan adalah mengukur volume aktifitas produksi saat persediaan diubah
dari bahan mentah menjadi bahan jadi.
c.
Sub sistem kualitas
Adalah
semua hal yang berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja,
maupun pemilihan supplier. Fungsi dari sub sistem kualitas adalah mengukur
kualitas material saat material diubah. Banyak hal lain yang bukan unsur mutlak
kualitas namun perlu masuk dalam unsur kualitas seperti proses (Process Control),
Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi
maupun material. Sub sistem kualitas mempunyai pendekatan khusus untuk
meningkatkan kualitas produksinya dengan menggunakan total quality management
(TQM) yaitu manajemen keseluruhan perusahaan sehingga perusahaan unggul dalam
semua dimensi produk dan jasa yang penting bagi semua pelanggan. Keyakinan
dasar yang melandasi TQM adalah :
•
Kualitas ditentukan oleh pelanggan dan manajemen yang digunakan
•
Kualitas dicapai oleh manajemen
•
Kualitas adalah seluruh tanggung jawab seluruh penghuni perusahaan
Filosofi
TQM menyadari pengaruh penting dari pelanggan perusahaan. Karena dengan adanya
hubungan yang baik antara pelanggan dengan perusahaan otomatis juga akan
membangkitkan hubungan yang baik antara perusahaan dengan pemasok barang.
Sehingga proses produksi dan distribusi semakin lancar. TQM menyediakan
kerangka kerja bagi semua aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan
kualitas.Dalam kerangka ini subsistem kualitas menyediakan bagian manajer
informasi yang mengungkapkan seberapa jauh produk perushaan mencapai sasaran
kualitas.
d.
Sub sistem biaya
Komponen
biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada.Tujuan perusahaan manufaktur
secara umum adalah mencapai keuntungan dari hasil penjualan produknya. Oleh
karena itu, sebuah sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang
terjadi di dalamnya. Sub sistem biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang
terjadi selama proses produksi terjadi. Unsur-unsur pengendalian biaya ada dua
yaitu standar kerja yang baik dan sistem untuk melaporkan rincian kegiatan saat
terjadinya proses produksi yang akurat. Sub sistem biaya dibagi menjadi dua
yaitu :
•
Biaya Pemeliharaan
Biaya
pemeliharaan atau biaya penyimpanan biasanya dinyatakan sebagai presentase
biaya tahunan dari barang.Dan biaya tersebut mencakup faktor-faktor seperti
kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan asuransi.
•
Biaya Pembelian
Adalah
yang mencakup biaya-biaya yang terjadi saat material dipesan, waktu pembelian,
biaya telp, biaya sekretaris, biaya formulir pesanan pembelian dan sebagainya.
KOMPUTER SEBAGAI BAGIAN DARI SITEM FISIK
Sistem
informasi manufaktur menggunakan komputer baik secara konseptual maupun sebagai
suatu elemen dalam sistem produksi fisik. Adapun yang termasuk dalam komputer
sebagai bagian dari sistem fisik adalah :
a.
Computer Aided Design (CAD)
Adalah
suatu program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu
produk.Produk yang ingin digambarkan bisa diwakili oleh garis-garis maupun simbol-simbol
yang memiliki makna tertentu.CAD bisa berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3
dimensi. . Computer Aided Design (CAD) yang lebih sering disebut Computer Aided
Engineering (CAE),
melibatkan
penggunaan komputer untuk membantu rancangan produk yang dimanufaktur. CAD
digunakan untuk merancang segala sesuatu dari struktur rumit seperti bangunan
dan jembatan hingga bagian-bagian kecil.Perangkat lunak CAD memperbaiki gambar
dengan menghaluskan garis.Setelah rancangan itu dimasukkan kedalam komputer,
engineer dapat menempatkan rancangan itu pada berbagai pengujian untuk
mendeteksi titik-titik lemah.Perangkat lunak CAD bahkan dapat membuat
bagian-bagian tersebut bergerak seperti sedang digunakan.Ketika rancangan itu
selesai, perangkat lunak CAD dapat mempersiapkan spesifikasi rinci yang
diperlukan untuk memproduksi produk itu.Spesifikasi ini disimpan dalam database
rancangan.
Berawal
dari menggantikan fungsi meja gambar kini perangkat lunak CAD telah berevolusi
dan terintegrasi dengan perangkat lunak CAE (Computer Aided Engineering) dan
CAM (Computer Aided Manufacturing).Integrasi itu dimungkinkan karena perangkat
lunak CAD saat ini kebanyakan merupakan aplikasi gambar 3 dimensi atau biasa
disebut solid modelling.Solid model memungkinkan kita untuk memvisualisasikan
komponen dan rakitan yang kita buat secara realistik. Selain itu model
mempunyai properti seperti massa, volume, pusat gravitasi , luas permukaan dll.
Adapun
perangkat lunak (software yang populer digunakan dalm CAD antara lain :
Pro/ENGINEER, AutoCAD, Solid Works, Catia, Unigraphics, ProgeCAD, dan ZWCAD.
b.
Computer Aided Manufacturing (CAM)
Adalah
penerapan komputer dalam proses produksi. Mesin produksi khusus yang
dikendalikan komputer seperti bor dan mesin bubut menghasilkan produk sesuai
dengan spesifikasi yang diperoleh dari database rancangan.
Sebagian
besar otomatisasi perusahaan sekarang ini disertai teknologi CAM, karena
produksi dapat berlangsung lebih cepat dan tepat dibandingkan bila menerapkan
tenaga manusia seutuhnya.Kecepatan dan ketepatan dalam berproduksi memungkinkan
berkurangnya sisa bahan produksi yang tidak berguna.CAM biasanya digunakan oleh
para insinyur dan arsitek dalam menerapkan rancangn-rancangannya.
c.
Robotik (Industrial Robots/IR)
Penerapan
komputer yang lain dalam pabrik adalah robotik, robotik melibatkan penggunaan
robot industrial. Alat yang secara otomatis menjalankan tugas-tugas tertentu
dalam proses manufaktur. Aplikasi robotik memungkinkan perusahaan untuk
memotong biaya dan mencapai tingkat kualitas yang tinggi, akan tetapi
seringkali perusahaan menggunakannya untuk melakukan pekerjaan yang mengandung
resiko seperti melakukan pekerjaan di tempat yang bertemperatur tinggi sehingga
mengakibatkan kinerja dan keefektifan robot kurang maksimal. Penggunaan sistem
robotics ini dikenalkan oleh industri mobil pada tahun 1974 dan selanjutnya
diaplikasikan oleh perusahaan-perusahaan atau industri yang bergerak di
berbagai bidang.
KOMPUTER SEBAGAI SISTEM INFORMASI
Manajemen
manufaktur membutuhkan informasi untuk menciptakan maupun untuk mengoperasikan
sistem produksi fisik. Yang termasuk dalam komputer sebagai sistem informasi
antara lain :
a.
Sistem Pemesanan Kembali ( Re-Order Point/ROP)
Setelah
komputer pertama diterapkan dan berhasil dalam area akuntansi, komputer
diberikan tugas mengendalikan persediaan. Pendekatan paling sederhana adalah
pendekatan reaktif yaitu menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai
tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan pembelian atau suatu proses
produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai pemicu disebut titik pemesanan
barang dan sistem yang mendasarkan keputusan pembelian pada titik pemesanan
kembali disebut sistem titik pemesanan kembali (re-order point/ROP). Beberapa
istilah dalam ROP antara lain :
•
Stock-out : kehabisan persediaan
•
Lead time : waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengisi pesanan
•
Safety stock : persediaan aman
Rumus
menghitung ROP :
R
= titik pemesanan kembali
L
= lead time pemasok
U
= tingkat pemakaian ( jumlah unit yang digunakan atau terjual setiap hari )
S
= tingkat safety stok ( dalam unit )
Perusahaan
biasanya melakukan pemesanan sebelum stok habis sama sekali, dengan demikian
selalu ada kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan kegiatannya sambil
menunggu pengiriman dari pemasok yang belum datang, atau penggunaan stok akan
dikurangi selama jangka lead time. Jika kekosongan stok terjadi, perusahaan
tidak dapat menjalankan proses produksinya yang mengakibatkan perusahaan rugi.
Dengan
pengukuran yang teliti, maka bisa dilakukan pencadangan jumlah inventarisasi
ekstra atau sering disebut safety stock.
b.
Material Requirement Planing (MRP)
MRP
dikembangkan pada tahun 1960-an oleh Joseph Orlicky dari J.I case company.MRP
adalah suatu strategi material proaktif yaitu mengidentifikasikan material,
jumlah dan tanggal yang dibutuhkan. MRP mempunyai 4 komponen meliputi :
1.
Sistem penjadwalan produksi ( master production schedule system ) menghasilkan
master jadwal produksi yang mencakup lead time terpanjang ditambah waktu
produksi terpanjang.
2.
Sistem MRP ( material requirement planing ) menguraikan tagihan material.
Mengubah kebutuhan bruto menjadi kebutuhan netto.
3.
Sistem perencanaan kebutuhan kapasitas (capacity requirement planning system )
bekerja dengan sistem MRP utk menjaga produksi dalam kapasitas pabrik.
Menghasilkan output, melaporkan dan merencanakan jadwal pemesanan.
4.
Sistem pelepasan pesanan ( order release system ); menghasilkan laporan untuk
lantai kerja dan pembelian.
Manfaat
MRP bagi perusahaan :
1.
Perusahaan dalam mengelola materialnya secara lebih efisien
2.
Perusahaan dapat menghindari kehabisan persediaan barang
3.
Perusahaan mengetahui kebutuhan material di masa depan
4.
Pembeli dapat merundingkan perjanjian pembeli dengan pemasok.
c.
Manufacturing Resource Planning (MRP II)
MRP
II mengintegrasikan semua proses di dalam manufaktur yang berhubungan dengan
manajemen material. MRP II dikembangkan oleh Oliver Wight dan George Plossy.
Manfaat
MRP II :
1.
Penggunaan sumber daya yang lebih efisien; mengurangi inventori, lebih sedikit
waktu, lebih sedikit kemacetan.
2.
Perencanaan prioritas lebih baik; memulai produksi lebih cepat dan jadwal lebih
fleksibel.
3.
Meningkatkan pelayanan pelanggan; sesuai tanggal pengiriman, meningkatkan
kualitas, kemungkinan harga lebih rendah/murah.
4.
Meningkatkan moral dan semangat pekerja
5.
Informasi manajemen yang lebih baik
Seperti
halnya dengan MRP, tidak semua perusahaan yang telah mengimplementasikan MRP II
dapat mencapai harapan yang maksimal. Studi menunjukkan bahwa tingkat
keberhasilan tergantung pada penampilan dalam tiga area, yitu komitmen
manajemen puncak, proses implementasi, dan pemilihan software dan hardware.
c.
Komitmen manajemen puncak, dikemukakan ketika para eksekutif secara aktif ikut
ambil bagian dalam steering committee. Sehingga diharapkan MRP II sebagai
proyek yang paling diprioritaskan dalam perusahaan
d.
Proses Implementasi, berlangsung dengan sangat baik bila seluruh area yang ada
di perusahaan mempunyai wakilnya dalam team proyek tersebut sehingga dapat
dilakukan analisis kebutuhan yang lengkap bagi pemakai.
e.
Pemilihan software dan hardware, dapat dilakukan dengan baik bila RFP (request
for proposal) formal dikirimkan kepada semua pemasok software dan hardware yang
diminati.
d.
Pendekatan Just in Time (JIT)
Pada
pertengahan tahun 1980-an para manajer Amerika Serikat mempelajari manajemen
Jepang dan teknik organisasi untuk mendapatkan kunci keberhasilan penjualan
mereka. Salah satu teknik tersebut adalah just in time (JIT). JIT menjaga arus
bahan ke pabrik agar sampai yang terendah dengan cara menjadwalnya agar saat
tiba di workstation (stasiun kerja) ”just in time” (tepat waktu). JIT berusaha
untuk meminimalkan biaya inventarisasi dengan cara memproduksi dalam jumlah
yang lebih kecil. Lot size (ukuran tumpukan) yang ideal akan menjadi satu dalam
sistem JIT. Satu unit akan bergerak dari workstation ke workstation berikutnya
sampai produksinya selesai.
Pengaturan
waktu menjadi kunci bagi sistem JIT.Pasokan bahan mentah datang dari pemasok
sebelum penjadwalan produksi mulai, tidak ada inventarisasi bahan mentah yang
perlu dibicarakan.Jumlah bahan mentah yang sedikit diterima sekaligus, karena
mungkin pemasok melakukan beberapa kali pengiriman selama satu hari.
Kebalikannya dengan MRP yang menekankan perencanaan jangka panjang dan
membutuhkan penggunaan komputer, maka JIT menekankan pengaturan waktu dan
penggunaan tanda non komputer karena cukup menggunakan ”kanban” yang berarti
kartu.
Tujuan
JIT adalah meminimalkan biaya persediaan dan penanganan (keamanan dan asuransi)
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat penyusun peroleh dari makalah Sistem Informasi Manufaktur ini adalah
sebagai berikut :
1.
Sistem Informasi Manufaktur adalah solusi tepat bagi perusahaan yang memikirkan
prospeknya dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan sistem informasi
manufaktur lebih menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam sebuah
lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi,
dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.
2.
Sistem informasi manufaktur terdiri dari 3 sub sistem input dan 4 sub sistem
output
3.
Di dalam sistem informasi manufaktur, komputer mempunyai 2 sifat yaitu sebagai
sistem fisik (digunakan pada saat proses produksi dan pengontrolan) dan sebagai
sistem informasi ( yang memberikan data informasi yang akurat ).
4.
CAD, CAM, dan Robotic merupakan bagian dari komputer sebagai sistem fisik yang
membantu dalam proses produksi di dalam perusahaan. CAD dalam design, CAM dalam
implementasinya dan robotic sebagai tenaga penggerak.
5.
ROP,MRP, MRP II, dan JIT adalah bagian dari computer sebagai system informasi
yang berfungsi untuk memaksimalkan hasil output perusahaan dan meminimalisasi
jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada saat berproduksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar