SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN
Disusun
oleh :
1. Faris
Ismail (1310208220)
2. Silvia
cendana R.E.W (1310208314)
3. Bella
Aristiya M (1310208315)
4. Sofyani
Putri Y (1310208474)
5. Nana
Indriyana Lahay (1310208479)
6. Zulia
Zufi P (1310208649)
SI
MANAJEMEN
SEKOLAH
TINGGI ILMU EKONOMI INSONESIA
SURABAYA
2016
1. Marketing
Information System
Pemasaran merupakan area fungsional pertama yang menunjukkan
minat pada sistem informasi manajemen. Setelah konsep sistem majemen informasi
pemasaran dibuat, para pemasar menyesuaikannya ke area aplikasi dan menyebutnya
sistem informasi pemasaran. Model grafis awal menjadi dasar untuk
mengorganisasikan semua sistem informasi fungsional.
Setiap perusahaan harus mengorganisasi informasi pemasaran
ke manajer pemasarannya. Perusahaan mempelajari informasi yang dibutuhkan oleh
manajernya dan selanjutnya merancang sistem informasi pemasaran untuk mencapai
kebutuhan ini. Jadi, peran sistem informasi pemasaran adalah memperkirakan
kebutuhan informasi manajer, mengembangkan informasi yang dibutuhkan, dan
mendistribusiakan informasi tersebut dengan tepat waktu.
Sistem informasi pemasaran terdiri dari manusia, peralatan,
dan prosedur untuk mengumpulkan, menyortir, menganalisis, mengevaluasi, dan mendistribusikan
informasi yang sesuai kebutuhan, tepat waktu, dan akurat kepada pengambil
keputusan pemasaran.
Sistem informasi pemasaran juga terdiri dari tiga subsistem
input yaitu sistem informasi akuntansi, penelitian pemasaran, dan intelijen
pemasaran. Subsistem output mengarahkan kebutuhan informasi dari empat unsur
bauran pemasaran (produk, tempat, promosi, dan harga), ditambah integrasi
keempatnya.
Masalah yang sering dihadapi oleh banyak perusahaan adalah
bagaimana menyediakan informasi tepat pada waktunya, sehingga dapat berguna
pada pimpinan, baik untuk perencanaan maupun untuk bertindak. Hal ini tercermin
dari beberapa keluhan seperti:
1.
Terlalu banyak informasi pemasaran
yang kurang tepat macam atau jenisnya.
2.
Tidak banyak informasi pemasaran
yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
3.
Informasi pemasaran yang ada
tersebar di seluruh perusahaan, dan ini biasanya membutuhkan suatu usaha yang
besar untuk menempatkan fakta tersebut sesederhana mungkin.
4.
Informasi pemasaran yang penting
kadang-kadang ditahan oleh bawahan, jika bawahan itu yakin bahwa informasi ini
akan mencerminkan hal yang tidak baik atau tidak menguntungkan bagi penilaian
hasil prestasi atau pekerjaannya.
5.
Informasi yang penting sering
diterimanya terlambat untuk digunakan.
6.
Informasi sering diterima dalam
bentuk yang tidak menggambarkan adanya gagasan dari kecermatan dan tidak ada
usaha untuk mengadakan konfirmasi.
II. Struktur Organisasi Fungsional
Perusahaan bisnis telah teratur dalam hal tugas-tugas atau
fungsi-fungsi yang dilaksanakan. Semua jenis organisasi memiliki fungsi
pemasaran, keuangan, sumber daya informasi, dan jasa informasi, walau nama-nama
ini jarang terlihat pada bagan organisasi. Perusahaan yang memiliki fungsi
manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi produk yang dijualnya.
Fungsi-fungsi lain meliputi engineering, dan penelitian dan pengembangan.
III. Sistem Informasi Fungsional
Pengaruh organisasi fungsional sangat luas sehingga sistem
informasi juga dapat diorganisasikan secara fungsional, seperti gambar 1.
sistem konseptual merupakan pencerminan sistem fisik yang diwakilinya.
Sistem informasi yang pertama adalah
sistem informasi pemasaran. Dalam antusiasme yang tinggi untuk menerapkan
komputer, para pemasar membangun suatu landasan teoritis yang kokoh yang
diatasnya sistem informasi untuk semua area fungsional dapat dibangun.
IV. Arti dan Peranan Sistem Informasi Pemasaran
Informasi adalah keterangan baik berupa data atau fakta maupun hasil
analisis, pertimbangan atau pandangan dari yang menyampaikannya mengenai
kondisi atau hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan dalam pengambilan
keputusan. Dalam informasi ini tercakup data atau fakta mengenai kondisi atau
keadaan yang berlaku, baik yang sedang atau yang telah terjadi. Sedangkan
sistem informasi pemasaran adalah keterangan baik berupa data atau fakta maupun
hasil analisis, pertimbangan atau pandangan dari yang menyampaikannya mengenai
kondisi atau hal-hal yang berkaitan dalam pengambilan keputusan dalam bidang
pemasaran. Informasi pemasaran penting bagi manajer pemasaran, karena manajer
pemasaran menghadapi kebutuhan akan informasi pemasaran.
Untuk melengkapi data dalam proses keputusan, para manajer
harus mampu mengumpulkan lebih banyak data yang memerlukan tidak sedikit biaya.
Keputusan tersebut ada yang tepat dan ada pula yang tidak tepat. Resiko
ketidaktepatan keputusan yang diambil, mengakibatakan kerugian dari segi biaya
dan kemungkinan terjadi kerugian potensial.
Oleh karena itu, manajer pemasaran selalu dihadapkan kepada
masalah pengambilan keputusan di bidang pemasaran, maka informasi pemasaran
mempunyai arti dan peranan yang sangat penting. Manajer akan selalu terus
menerus menghadapi keputusan yang riskan. Dalam hal ini diperlukan
bantuan-bantuan sumber informasi melalui riset. Bila resiko keputusan yang akan
diambil melalui pertimbangan informasi dapat dikurangi, maka secara nyata
biayanya adalah layak.
V. Kebutuhan Akan Sistem Informasi
Pemasaran
Saat ini banyak kekuatan lingkungan yang mengharuskan setiap
perusahaan mengelola informasi pemasaran seefektif mungkin. Beberapa kekuatan
lingkungan serta hubungannya dengan manajemen informasi yaitu:
1.
Makin berkurangnya rentang waktu (time span) yang disediakan bagi para eksekutif
untuk mengambil keputusan. Pada saat sekarang daur hidup produksi sering lebih
pendek dibandingkan dahulu. Perusahaan-perusahaan juga terpaksa mengembangkan
dan memasarkan produk baru lebih cepat.
2.
Bidang kegiatan pemasaran menjadi
semakin rumit dan luas. Perusahaan-perusahaan sekarang melebarkan pasar
mereka, bahkan sampai tingkat pemasaran multinasional. Wawasan tentang perilaku
pembeli, meskipun terbatas, masih cukup memberitahukan bahwa masih banyak data
perilaku yang perlu dicari dan dimengerti.
3.
Berkurangnya energi dan bahan baku
lainnya, berarti harus mendayagunakan sumber daya dan kekuatan tenaga kerja
dengan lebih efisien. Sebuah perusahaan perlu mengetahui produk yang menguntungkan
dan produk yang harus dihilangkan.
4.
Ketidakpuasan konsumen makin
berkembang lebih intensif. Karena manajemen kekurangan informasi yang cukup
tentang beberapa aspek dari program pemasarannya. Mungkin perusahaan tidak
menyadari bahwa produknya tidak memenuhi harapan konsumen atau pialang atau
distributornya tidak berprestasi cukup.
5.
Ledakan pengetahuan yang fantastis.
Perusahaan memiliki suplai informasi lebih dari cukup. Karena itu, butuh
perkiraan yang harus dibuat dengan informasi itu atau cara mengelolanya.
Keuntungan adanya perbaikan yang terus menerus dari komputer dan perlengkapan
olah data, manajemen mempunyai sasaran pengolah informasi massal mengenai
pemasaran secara cepat dan tidak mahal.
Sebuah sistem informasi pemasaran dapat menolong para
pemasar menanggulangi setiap kekuatan dinamis di atas. Meskipun demikian, banya
perusahaan tidak berbuat banyak atau mengabaikan pengelolaan informasi dengan
cara canggih. Bahkan sekarang banyak perusahaan tidak mempunyai departemen riset
pemasaran.
VI. Prinsip-Prinsip Pemasaran
Banyak orang berpikir mengenai pemasaran dalam arti yang
sempit, seperti hanya mencakup penjualan dan periklanaan. Namun, pakar
mendefinisikannya sangat luas. Satu definisi menyatakan bahwa pemasaran terdiri
dari kegiatan perorangan dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat
hubungan pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui
penciptaan, pendistribusian, promosi dan penentuan harga barang, jasa dan
gagasan.
Pandangan ini menunjukaan luasnya permasalahan yang harus
dipecahkan oleh manajer pemasaran demikian pula luasnya infoormasi yang
diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah itu.
Bauran
Pemasaran
Manajer pemasaran memiliki bergam sumber daya untuk
dikaryakan. Tujuannya adalah mengembangkann
strategi yang menerapkan sumber daya ini bagi pemasaran barang, jasa dan
gagasan perusahaan.
Strategi pemasaran terdiri
dari campuran unsur-unsur yang dinamakan bauran pemasaran (marketing mix)
yaitu produk, promosi, tempat, dan harga (product, promotion, place, and
price). Semua itu dikenal sebagai 4 P. Produk (product) adalah apa
yang dibeli oleh pelanggan untuk memuaskan keinginannya atau kebutuhannya.
Produk dapat berupa barang fisik, berbagai jenis jasa, atau suatu gagasan.
Promosi (promotion) berhubungan dengan semua cara yang mendorong
penjualan produk, ternasuk periklanan dan penjualan langsung. Tempat (place)
berhubungan dengan cara mendistribusikan produk secara fisik kepada pelanggan
melalui saluran distribusi. Harga (price) terdiri dari semua elemen yang
berhubungan dengan apa yang dibayar oleh pelanggan untuk produk itu.
VII. Evolusi Konsep Sistem Informasi
Pemasaran
Pada tahun
1966 Profesir Phillip Kotler dari Northwestern University menggunnakan istilah
pusat saraf pemasaran (marketing nerve center) untuk menggambarkan suatu
unit baru di dalam pemasaran yang mengumpulkan dan mengolah informasi
pemasaran. Ia mengidentifikasikan tiga jenis informasi pemasaran yang
digambarkan pada gambar 2.
1.
Intelijen
pemasaran (marketing intelligence) adalah informasi yang mengalir
ke perusahaan dari
lingkungan.
2. Informasi pemasaran intern (internal marketing information)
adalah informasi yang dikumpulkan di dalam perusahaan.
3.
Komunikasi pemasaran (marketing communication)
adalah informasi yang mengalir keluar dari perusahaan ke lingkungan.
Kotler mengenali maksud dukungan keputusan dari pusat saraf
itu “...keputusan pemasaran yang rumit seperti menurunkan harga, merevisi
wilayah penjualan, atau meningkatkan biaya iklan dapat dievaluasi sebelum dan
sesudahnya memlalui analisis ilmiah dari data yang tersedia.” Walau ia tidak
menggunakan istilah sistem informasi pemasaran, itulah yang ada dalam pikiran
Kotler.
Sistem informasi pemasaran
dapat diartikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang bekerja sama dengan
sistem informasi fungsional lain untuk mendukung manajemen perusahaan dalam
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pemasaran produk perusahaan. Dua
elemen dalam definisi tersebut merupakan produk penting. Pertama, semua sistem
informasi fungsional harus bekerja sama, dan kedua, dukungan pemecahan maslah
tidak terbatas pada manajer pemasaran.
Model Awal Pemasaran
Selama periode 1967-1974,
tidak kurang dali lima modal sistem informasi pemasaran dijelaskan dalam
literatur. Brien dan Stafford merupakan bagian dari pembuat model pertama,
dengan mendasarkan rancangan pada 4P dan menekankan pengembangan program
pemasaran strategis. King dan Cleland menekankan perencanaan strategis,
sementara Kotler, Montgomery dan Urban, serta Crissy dan Mossman menekankan
dukungan keputusan. Berbagai upaya permodelan ini dimulai tahun 1960-an dan
berlanjut hingga 1970-an, memberikan landasan teoritis yang kuat untuk sistem
informasi fungsional selanjutnya di semua area
Tidak ada komentar:
Posting Komentar