RINGKASAN PENGEMBANG
SISTEM
SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN
Disusun oleh:
1. Faris Ismail (1310208220)
2. Silvia Cendana R.E.W (1310208314)
3. Bella Aristya M (1310208315)
4. Sofyani Putri Y (1310208474)
5. Nana Indriyana Lahay (1310208479)
6. Zulia Zufi P (1310208649)
S1 MANAJAMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
SURABAYA
2016
PENGEMBANG SISTEM
1. Pendekatan Sistem
Dewey (1910) mengidentifikasikan 3
rangkaian pertimbangan yang terlibat dalam pemecahan sebuah kontroversi secara
memadai :
Ø Mengenali
kontroversi
Ø Mempertimbangkan
klaim-klaim alternatif
Ø Membentuk
satu pertimbangan
Serangkaian
langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa suatu masalah telah
dipahami, solusi-solusi alternatif telah dipertimbangkan, dan bahwa solusi yang
dipilih berhasil.
Urut-urutan
langkah-nya :
Menggunakan
10 langkah yang dibagi dalam 3 tahapan, yaitu
ü Upaya
persiapan, menyiapkan pemecahan masalah dengan memberikan suatu orientasi
sistem.
·
Melihat perusahaan
sebagai suatu sistem
·
Mengenal sistem
lingkungan
·
Mengidentifikasi
subsistem perusahaan
ü Upaya
definisi, terdiri atas pengidentifikasian masalah untuk dipecahkan kemudian
memahaminya.
·
Melanjutkan dari
tingkat sistem ke tingkat subsistem
·
Menganalisis
bagian-bagian sistem dalam urut-urutan tertentu
ü Upaya
solusi, melibatkan pengidentifikasian solusi-solusi alternatif,
mengevaluasinya, memilih salah satu solusi yang terlibat paling baik,
menerapkan solusi tersebut dan menindaklanjutinya untuk memastikan bahwa
masalah telah terpecahkan.
·
Mengidentifikasi
solusi-solusi alternatif
·
Mengevaluasi
solusi-solusi alternatif
·
Memilih solusi yang
terbaik
2. Siklus Hidup
Pengembangan Sistem
Pendekatan sistem merupakan sebuah
metodologi. Metodologi adalah satu cara yang direkomendasikan dalam melakukan
sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar dalam memecahkan segala
jenis masalah. Siklus pengembangan sistem (system development life cycle-SDLC)
adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem
informasi.
Ø SDLC
Tradisional
Tahapan
– tahapan untuk memiliki kemungkinan keberhasilan paling besar adalah :
·
Perencanaan
·
Analisis
·
Desain
·
Implementasi
·
Penggunaan
Proyek
direncanakan dan sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan
kemudian disatukan. Sistem yang ada dianalisis untuk memahami masalah dan
menentukan persyaratan fungsional dari sistem yang baru. Sistem baru ini
kemudian digunakan idealnya untuk jangka waktu yang lama. Karena pekerjaan –
pekerjaan diatas mengikuti satu pola yang teratur dan dilaksanakan dengan cara
dari atas ke bawah, SLDC tradisional sering kali disebut dengan pendekatan air
terjun (waterfall approach).
Ø Prototyping
Prototipe
adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para
pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk
yang telah selesai. Proses pembuatan prototipe ini disebut prototyping. Dasar
pemikirannya adalah membuat prototipe secepat mungkin, bahkan dalam waktu
semalam, lalu memperoleh umpan balik dari pengguna yang akan memungkinkan
prototipe tersebut diperbaiki kembali dengan sangat cepat.
·
Jenis – jenis Prototipe
Terdapat 2 jenis
prototipe adalah evolusioner dan persyaratan. Pengembangan prototipe
evolusioner menunjukkan 4 langkah dalam pembuatannya :
o Mengidentifikasi
kebutuhan pengguna
o Membuat
satu prototipe
o Menentukan
apakah prototipe dapat diterima
o Menggunakan
prototipe
Pengembangan
prototipe persyaratan menunjukkan 7 langkah dalam pembuatannya :
o 3
langkah awal sama seperti dengan pengembangan prototipe evolusioner
o Membuat
kode sistem baru
o Menguji
sistem baru
o Menentukan
apakah sistem yang baru dapat diterima
o Membuat
sistem baru menjadi sistem produksi
·
Daya Tarik Prototyping
o Membaiknya
komunikasi antara pengembang dan pengguna
o Pengembang
dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna
o Pengguna
memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem
o Pengembang
dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam
mengembangkan sistem
o Implementasi
menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang diharapkannya
·
Potensi Kesulitan dari
Prototyping
o Terburu
– buru dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas
dalam definisi masalah, evaluasi alternatif dan dokumentasi
o Pengguna
dapat terlalu gembira dengan prototipe yang diberikan, yang mengarah pada
ekspektasi yang tidak realistis sehubungan dengan sistem produksi nantinya
o Prototipe
evolusioner bisa jadi tidak terlalu efisien
o Antarmuka
komputer – manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu
kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang baik
3. Pengembangan
Aplikasi Cepat
Satu metodologi yang memiliki tujuan
yang sama dengan prototyping, yaitu memberikan respons yang cepat atas
kebutuhan pengguna, namun dengan lingkup yang lebih luas adalah RAD (Rapid
Application Development / Pengembangan Aplikasi Cepat). RAD adalah kumpulan
strategi, metodologi dan alat terintegrasi yang terdapat di dalam suatu
kerangka kerja yang disebutdengan rekaya informasi. Siklus hidup RAD
menunjukkan banyaknya upaya yang dikeluarkan oleh baik pengguna maupun
spesialis informasi. Dalam siklus hidup tradisional, perwakilan-perwakilan dari
departemen sistem informasi melakukan mayoritas pekerjaan, dengan pengguna
hanya mendapatkan momentum selama serah terima.
Ø Unsur
– unsur Penting RAD
·
Manajemen, khususnya
manajemen puncak hendaknya menjadi penguji coba yang suka melakukan hal-hal
dengan cara baru atau pengadaptasi awal yang dengan cepat mempelajari bagaimana
cara menggunakan metodologi – metodologi baru
·
Orang, RAD menyadari
adanya efisiensi yang dapat dicapai melalui penggunaan tim –tim khusus
·
Metodologi, metodologi
dasar RAD adalah siklus hidup RAD
·
Alat – alat, terdiri
dari bahasa – bahasa generasi keempat dan alat – alat rekayasa peranti lunak
dengan bantuan komputer yang memfasilitasi prototyping dan penciptaan kode
4. Pengembangan Berfase
Pengembangan berfase adalah suatu
pendekatan bagi pengembangan sistem informasi yang terdiri atas enam tahap –
investigasi awal, analisis, desain, konstruksi awal, konstruksi akhir serta
pengujian dan pemasangan sistem.
Ø Tahap
– tahap Pengembangan Berfase
·
Investigasi Awal,
melakukan analisis usaha dengan tujuan untuk mempelajari tentang organisasi
dengan masalah sistemnya
·
Analisis, pengembang
menganalisis persyaratan fungsional pengguna untuk masing – masing modul sistem
dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan informasi dan kemudian
mendokumentasikan temujan – temuannya dalam bentuk model – model proses, data
dan objek
·
Desain, pengembang merancang
komponen dan antarmuka dengan sistem – sistem lain untuk setiap modul sistem
yang baru dan kemudian mendokumentasikan desain dengan menggunakan berbagai
jenis teknik pemodelan
·
Konstruksi Awal,
pengembang membuat dan menguji peranti lunak dan data untuk setiap modul sistem
dan mendapatkan umpan balik dari pengguna
·
Konstruksi Akhir,
peranti lunak modul diintegrasikan untuk membentuk sistem yang lengkap, yang
diuji bersama – sama dengan datanya
·
Pengujian dan
Pemasangan Sistem, komponen – komponen sistem dipasang dan dilakukan uji
penerimaan pengguna
Ø Fase
– fase Modul
Cara
bagaimana sistem dibagi menjadi modul –
modul yang masing – masing akan dianalisis, dirancang dan dibuat secara
terpisah.
5. Desain Ulang Proses
Bisnis
Proses pengerjaan ulang
sistem disebut dengan istilah rekayasa ulang atau disebut juga dengan istilah
desain ulang proses bisnis (business process redesign-BPR).
Ø Inisiasi
Strategis Proyek – proyek BPR
Manajemen
strategis memutuskan bahwa BPR layak untuk dilakukan dan menyetujui proses-proses
fisik di desain ulang yaitu meliputi logistik sumber daya fisik yang masuk,
operasi – operasi yang menghasilkan produk atau jasa perusahaan dan logistik
keluar. BPR juga dapat ditujukan pada aktivitas-aktivitas yang mendukung proses
fisik sumber daya manusia, pembelian, pemasaran dan semacamnya. Manajemen
strategis juga dapat mengizinkan sistem informasi dirancang ulang guna
mengambil manfaat dari teknologi modern.
Ø Rekayasa
Terbalik
Rekayasa
terbalik adalah proses menganalisis sistem yang sudah ada untuk
mengidentifikasi unsur – unsur dan saling keterhubungan di antara unsur-unsur
tersebut sekaligus untuk membuat dokumentasi pada tingkat abstraksi yang lebih
tinggi daripada yang telah ada saat ini.
Ø Rekayasa
Ulang
Rekayasa
Ulang adalah merancang ulang sebuah sistem seluruhnya dengan tujuan mengubah
fungsionalitasnya.
Ø Pemilihan
Komponen – komponen BPR
Komponen
– komponen BPR dapat diterapkan secara terpisah atau digabung, tergantung pada
tingkat kemungkinan yang dicari. Kombinasi yang tepat akan tergantung pada
kondisi sistem yang ada saat ini jika dilihat dari segi fungsionalitas dan
sifat teknisnya. Mutu fungsionalitas adalah ukuran dari apa yang dikerjakan
oleh sistem. Mutu teknis adalah ukuran dari seberapa baik sistem tersebut melaksanakannya. Ketika
mutu fungsionalitas maupun teknis sama –sama buruk, maka akan dibutuhkan suatu
proyek rekayasa ke depan.
6. Menempatkan SDLC
Tradisional, Prototyping, Rad, Pengembangan Berfase dan BPR dalam Perspektif
Pengembangan berfase
menggunakan SDLC tradisional sebagai kerangka kerja dasar dan menerapkannya
pada sebuah proyek dengan cara modular yang menggunakan alat – alat dan konsep
tim khusus yang sama dengan yang
dilakukan RAD. Istilah BPR digunakan untuk pendekatan yang memanfaatkan
penggunaan teknologi ini sepenuhnya. Prototyping, RAD dan pengembangan berfase
dapat digunakan di dalam suatu proyek BPR untuk memenuhi kebutuhan pengguna
dengan cara terbuka.
7. Alat – alat
Pengembangan Sistem
Pendekatan
sistem dan berbagai siklus hidup pengembangan sistem adalah metodologi cara –
cara yang direkomendasikan dalam memecahkan masalah – masalah sistem.
Ø Pendekatan
yang Dipicu oleh Data dan Dipicu oleh Proses
Selama
tahun – tahun awal pengembangan sistem komputer, praktis hampir seluruh
perhatian diberikan ke proses – proses yang akan dikerjakan oleh komputer,
sebagai kebalikan dari data yang akan digunakan. Munculnya sistem manajemen
basis data di tahun 1970-an menarik perhatian akan pentingnya desain data. Alat
– alat pemodelan data seperti diagram relasi entitas dan diagram kelas adalah
bukti dari perhatian ini.
8. Pemodelan Proses
Diagram arus data sangat baik untuk
membuat model proses pada tingkat ringkasan. Akan tetapi, diagram arus data
kurang baik dalam menangkap detail – detail pemrosesan. Karena alasan ini,
diagram arus data pada umunya dilengkapi oleh alat – alat lain yang lebih
berorientasi pada detail, seperti menggunakan diagram kasus penggunaan.
Ø Diagram
Arus Data
Diagram
arus data ( data flow diagram – DFD) adalah penyajian grafis dari sebuah sistem
yang mempergunakan empat bentuk simbol untuk mengilustrasikan bagaimana data
mengalir melalui proses – proses yang saling tersambung. Simbol – simbol
tersebut mencerminkan :
ü Proses,
sesuatu yang mengubah input menjadi output
ü Arus
Data, terdiri atas sekumpulan unsur – unsur data yang berhubungan secara
logis yang bergerak dari satu titik atau
proses ke titik atau proses yang lain
ü Penyimpanan
Data, suatu gudang data
Macam
diagram arus data :
·
Diagram Arus Data
Bertingkat
·
Diagram Konteks
·
Diagram Nomor N
Ø Kasus
Penggunaan
Kasus
penggunaan adalah suatu uraian naratif dalam bentuk dialog yang terjadi antara
sistem primer dengan sistem sekunder.
Ø Kapan
Menggunakan Diagram Arus Data dan Kasus Penggunaan
Diagram
arus data dan kasus penggunaan sering kali dibuat selama tahap – tahap
investigasi awal dan analisis dari metodologi pengembangan berfase. DFD
mengilustrasikan suatu tinjauan atas pemrosesan dan kasus penggunaan memberikan
detailnya. Biasanya, dibutuhkan beberapa kasus penggunaan untuk mendukung satu
diagram angka 0.
9. Manajemen Proyek
Ketika sistem memiliki
nilai strategis atau pengaruhnya meliputi keseluruhan organisasi, direktur
utama atau komite eksekutif perusahaan dapat memutuskan untuk mengawasi sendiri
proyek pengembangan tersebut. Banyak perusahaan membentuk satu komite khusus di
bawah tingkat komite eksekutif yang menerima tanggung jawab untuk mengawasi
seluruh proyek sistem. Ketika tujuan dari dibentuknya sebuah komite adalah
untuki memberikan panduan, arah dan kendali secara terus – menerus, maka ia
disebut sebagai steering committee.
Ø Steering
Committee SIM
Menjalankan
3 fungsi :
·
Menciptakan kebijakan
·
Melakukan pengendalian
fiskal
·
Menyelesaikan
perselisihan
Ø Kepemimpinan
Proyek
Steering
committee SIM jarang ikut terlibat langsung dengan detail pekerjaan. Tanggung
jawab itu jatuh ke tangan tim proyek meliputi semua orang yang ikut
berpartisipasi dalam pengembangan sistem informasi.
Ø Mekanisme
Manajemen Proyek
Satu
format yang populer untuk rencana terinci adalah grafik Gantt, yang
mengidentifikasi pekerjaan – pekerjaan, siapa yang melakukannya dan kapan akan
dilaksanakan. Grafik Gantt adalah sebuah grafik batang horizontal yang
mencantumkan satu grafik batang untuk setiap pekerjaan yang dilaksanakan.
Ø Dukungan
Web bagi Manajemen Proyek
Selain
sistem manajemen proyek berbasis peranti lunak seperti Microsoft Project,
dukungan juga dapat diperoleh dari internet.
10. Mengestimasi Biaya
Proyek
Metode
yang digunakan untuk mengestimasi biaya dan jadwal proyek kurang lebih
mengandalkan 3 komponen :
·
Informasi mengenai
sistem tertentu yang sedang dibuat dan orang yang akan melakukan pengembangan
·
Pengalaman historis
·
Pengetahuan mengenai
proses pengembangan peranti lunak dan alat-alat serta teknik estimasi
Proses
pengestimasian biaya terdiri atas sekumpulan :
Ø Input
Pengestimasian Biaya
Sebuah
work breakdown structure (WBS) mengidentifikasikan aktivitas – aktivitas proyek
yang akan membutuhkan sumber daya. Kebutuhan sumber daya mencantumkan sumber
daya tertentu yang akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya. Tarif sumber daya
adalah biaya per unit untuk setiap jenis sumber daya. Estimasi durasi aktivitas
menyebutkan periode pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas.
Informasi historis terdiri atas file – file dari data proyek masa lalu, basis
data pengestimasian biaya komersial dan pengetahuan tim proyek.
Ø Alat
– alat Teknik Estimasi Biaya
Estimasi
analogis menggunakan biaya aktual proyek – proyek serupa yang telah dilakukan
di masa lalu sebagai dasar untuk memproyeksikan biaya dari proyek yang sedang
dipertimbangkan. Estimasi dari bawah ke atas dimulai dengan detail. Alat – alat
terkomputerisasi dapat digunakan secara terpisah atau untuk menyederhankan alat
– alat yang baru saja diuraikan. Model – model matematis dapat digunakan untuk
menguantifikasi karakteristik proyek dan membuat simulasi dari berbagai macam
skenario.
Ø Output
Pengestimasian Biaya
Estimasi
biaya dibuat untuk seluruh sumber daya yang dibebankan ke proyek dan biasanya
dinyatakan dalam unit – unit keuangan yang berlaku seperti Dolat atau Euro.
Estimasi seperti ini dapat disempurnakan kembali selama proyek berlangsung
untuk mencerminkan tambahan informasi seiring dengan semakin jelasnya proyek
tersebut . Detail – detail pendukung mendokumentasikan bagaiman estimasi
tersebut dihitung dan setiap asumsi. –
asumsi yang diambil. Rencana manajemen biaya menjelaskan bagaimana varians
biaya akan dikelola.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar