Rabu, 06 April 2016

PENGEMBANG SISTEM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SM-7)

RINGKASAN PENGEMBANG SISTEM

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


Disusun oleh:
1. Faris Ismail                (1310208220)
2. Silvia Cendana R.E.W         (1310208314)
3. Bella Aristya M                   (1310208315)
4. Sofyani Putri Y                   (1310208474)
5. Nana Indriyana Lahay         (1310208479)
6. Zulia Zufi P                (1310208649)




S1 MANAJAMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
SURABAYA
2016
PENGEMBANG SISTEM


1. Pendekatan Sistem
            Dewey (1910) mengidentifikasikan 3 rangkaian pertimbangan yang terlibat dalam pemecahan sebuah kontroversi secara memadai :
Ø  Mengenali kontroversi
Ø  Mempertimbangkan klaim-klaim alternatif
Ø  Membentuk satu pertimbangan
Serangkaian langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa suatu masalah telah dipahami, solusi-solusi alternatif telah dipertimbangkan, dan bahwa solusi yang dipilih berhasil.
Urut-urutan langkah-nya :
Menggunakan 10 langkah yang dibagi dalam 3 tahapan, yaitu
ü  Upaya persiapan, menyiapkan pemecahan masalah dengan memberikan suatu orientasi sistem.
·         Melihat perusahaan sebagai suatu sistem
·         Mengenal sistem lingkungan
·         Mengidentifikasi subsistem perusahaan
ü  Upaya definisi, terdiri atas pengidentifikasian masalah untuk dipecahkan kemudian memahaminya.
·         Melanjutkan dari tingkat sistem ke tingkat subsistem
·         Menganalisis bagian-bagian sistem dalam urut-urutan tertentu
ü  Upaya solusi, melibatkan pengidentifikasian solusi-solusi alternatif, mengevaluasinya, memilih salah satu solusi yang terlibat paling baik, menerapkan solusi tersebut dan menindaklanjutinya untuk memastikan bahwa masalah telah terpecahkan.
·         Mengidentifikasi solusi-solusi alternatif
·         Mengevaluasi solusi-solusi alternatif
·         Memilih solusi yang terbaik
2. Siklus Hidup Pengembangan Sistem
            Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah satu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar dalam memecahkan segala jenis masalah. Siklus pengembangan sistem (system development life cycle-SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.
Ø  SDLC Tradisional
Tahapan – tahapan untuk memiliki kemungkinan keberhasilan paling besar adalah :
·         Perencanaan
·         Analisis
·         Desain
·         Implementasi
·         Penggunaan
Proyek direncanakan dan sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan kemudian disatukan. Sistem yang ada dianalisis untuk memahami masalah dan menentukan persyaratan fungsional dari sistem yang baru. Sistem baru ini kemudian digunakan idealnya untuk jangka waktu yang lama. Karena pekerjaan – pekerjaan diatas mengikuti satu pola yang teratur dan dilaksanakan dengan cara dari atas ke bawah, SLDC tradisional sering kali disebut dengan pendekatan air terjun (waterfall approach).
Ø  Prototyping
Prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses pembuatan prototipe ini disebut prototyping. Dasar pemikirannya adalah membuat prototipe secepat mungkin, bahkan dalam waktu semalam, lalu memperoleh umpan balik dari pengguna yang akan memungkinkan prototipe tersebut diperbaiki kembali dengan sangat cepat.
·         Jenis – jenis Prototipe
Terdapat 2 jenis prototipe adalah evolusioner dan persyaratan. Pengembangan prototipe evolusioner menunjukkan 4 langkah dalam pembuatannya :
o   Mengidentifikasi kebutuhan pengguna
o   Membuat satu prototipe
o   Menentukan apakah prototipe dapat diterima
o   Menggunakan prototipe
Pengembangan prototipe persyaratan menunjukkan 7 langkah dalam pembuatannya :
o   3 langkah awal sama seperti dengan pengembangan prototipe evolusioner
o   Membuat kode sistem baru
o   Menguji sistem baru
o   Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima
o   Membuat sistem baru menjadi sistem produksi
·         Daya Tarik Prototyping
o   Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna
o   Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna
o   Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem
o   Pengembang dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembangkan sistem
o   Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang diharapkannya
·         Potensi Kesulitan dari Prototyping
o   Terburu – buru dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam definisi masalah, evaluasi alternatif dan dokumentasi
o   Pengguna dapat terlalu gembira dengan prototipe yang diberikan, yang mengarah pada ekspektasi yang tidak realistis sehubungan dengan sistem produksi nantinya
o   Prototipe evolusioner bisa jadi tidak terlalu efisien
o   Antarmuka komputer – manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang baik
3. Pengembangan Aplikasi Cepat
            Satu metodologi yang memiliki tujuan yang sama dengan prototyping, yaitu memberikan respons yang cepat atas kebutuhan pengguna, namun dengan lingkup yang lebih luas adalah RAD (Rapid Application Development / Pengembangan Aplikasi Cepat). RAD adalah kumpulan strategi, metodologi dan alat terintegrasi yang terdapat di dalam suatu kerangka kerja yang disebutdengan rekaya informasi. Siklus hidup RAD menunjukkan banyaknya upaya yang dikeluarkan oleh baik pengguna maupun spesialis informasi. Dalam siklus hidup tradisional, perwakilan-perwakilan dari departemen sistem informasi melakukan mayoritas pekerjaan, dengan pengguna hanya mendapatkan momentum selama serah terima.
Ø  Unsur – unsur Penting RAD
·         Manajemen, khususnya manajemen puncak hendaknya menjadi penguji coba yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru atau pengadaptasi awal yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan metodologi – metodologi baru
·         Orang, RAD menyadari adanya efisiensi yang dapat dicapai melalui penggunaan tim –tim khusus
·         Metodologi, metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD
·         Alat – alat, terdiri dari bahasa – bahasa generasi keempat dan alat – alat rekayasa peranti lunak dengan bantuan komputer yang memfasilitasi prototyping dan penciptaan kode
4. Pengembangan Berfase
            Pengembangan berfase adalah suatu pendekatan bagi pengembangan sistem informasi yang terdiri atas enam tahap – investigasi awal, analisis, desain, konstruksi awal, konstruksi akhir serta pengujian dan pemasangan sistem.
Ø  Tahap – tahap Pengembangan Berfase
·         Investigasi Awal, melakukan analisis usaha dengan tujuan untuk mempelajari tentang organisasi dengan masalah sistemnya
·         Analisis, pengembang menganalisis persyaratan fungsional pengguna untuk masing – masing modul sistem dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan informasi dan kemudian mendokumentasikan temujan – temuannya dalam bentuk model – model proses, data dan objek
·         Desain, pengembang merancang komponen dan antarmuka dengan sistem – sistem lain untuk setiap modul sistem yang baru dan kemudian mendokumentasikan desain dengan menggunakan berbagai jenis teknik pemodelan
·         Konstruksi Awal, pengembang membuat dan menguji peranti lunak dan data untuk setiap modul sistem dan mendapatkan umpan balik dari pengguna
·         Konstruksi Akhir, peranti lunak modul diintegrasikan untuk membentuk sistem yang lengkap, yang diuji bersama – sama dengan datanya
·         Pengujian dan Pemasangan Sistem, komponen – komponen sistem dipasang dan dilakukan uji penerimaan pengguna
Ø  Fase – fase Modul
Cara bagaimana sistem dibagi menjadi  modul – modul yang masing – masing akan dianalisis, dirancang dan dibuat secara terpisah.
5. Desain Ulang Proses Bisnis
            Proses pengerjaan ulang sistem disebut dengan istilah rekayasa ulang atau disebut juga dengan istilah desain ulang proses bisnis (business process redesign-BPR).
Ø  Inisiasi Strategis Proyek – proyek BPR
Manajemen strategis memutuskan bahwa BPR layak untuk dilakukan dan menyetujui proses-proses fisik di desain ulang yaitu meliputi logistik sumber daya fisik yang masuk, operasi – operasi yang menghasilkan produk atau jasa perusahaan dan logistik keluar. BPR juga dapat ditujukan pada aktivitas-aktivitas yang mendukung proses fisik sumber daya manusia, pembelian, pemasaran dan semacamnya. Manajemen strategis juga dapat mengizinkan sistem informasi dirancang ulang guna mengambil manfaat dari teknologi modern.
Ø  Rekayasa Terbalik
Rekayasa terbalik adalah proses menganalisis sistem yang sudah ada untuk mengidentifikasi unsur – unsur dan saling keterhubungan di antara unsur-unsur tersebut sekaligus untuk membuat dokumentasi pada tingkat abstraksi yang lebih tinggi daripada yang telah ada saat ini.
Ø  Rekayasa Ulang
Rekayasa Ulang adalah merancang ulang sebuah sistem seluruhnya dengan tujuan mengubah fungsionalitasnya.
Ø  Pemilihan Komponen – komponen BPR
Komponen – komponen BPR dapat diterapkan secara terpisah atau digabung, tergantung pada tingkat kemungkinan yang dicari. Kombinasi yang tepat akan tergantung pada kondisi sistem yang ada saat ini jika dilihat dari segi fungsionalitas dan sifat teknisnya. Mutu fungsionalitas adalah ukuran dari apa yang dikerjakan oleh sistem. Mutu teknis adalah ukuran dari seberapa  baik sistem tersebut melaksanakannya. Ketika mutu fungsionalitas maupun teknis sama –sama buruk, maka akan dibutuhkan suatu proyek rekayasa ke depan.
6. Menempatkan SDLC Tradisional, Prototyping, Rad, Pengembangan Berfase dan BPR dalam Perspektif
            Pengembangan berfase menggunakan SDLC tradisional sebagai kerangka kerja dasar dan menerapkannya pada sebuah proyek dengan cara modular yang menggunakan alat – alat dan konsep tim  khusus yang sama dengan yang dilakukan RAD. Istilah BPR digunakan untuk pendekatan yang memanfaatkan penggunaan teknologi ini sepenuhnya. Prototyping, RAD dan pengembangan berfase dapat digunakan di dalam suatu proyek BPR untuk memenuhi kebutuhan pengguna dengan cara terbuka.
7. Alat – alat Pengembangan Sistem
Pendekatan sistem dan berbagai siklus hidup pengembangan sistem adalah metodologi cara – cara yang direkomendasikan dalam memecahkan masalah – masalah sistem.
Ø  Pendekatan yang Dipicu oleh Data dan Dipicu oleh Proses
Selama tahun – tahun awal pengembangan sistem komputer, praktis hampir seluruh perhatian diberikan ke proses – proses yang akan dikerjakan oleh komputer, sebagai kebalikan dari data yang akan digunakan. Munculnya sistem manajemen basis data di tahun 1970-an menarik perhatian akan pentingnya desain data. Alat – alat pemodelan data seperti diagram relasi entitas dan diagram kelas adalah bukti dari perhatian ini.
8. Pemodelan Proses
            Diagram arus data sangat baik untuk membuat model proses pada tingkat ringkasan. Akan tetapi, diagram arus data kurang baik dalam menangkap detail – detail pemrosesan. Karena alasan ini, diagram arus data pada umunya dilengkapi oleh alat – alat lain yang lebih berorientasi pada detail, seperti menggunakan diagram kasus penggunaan.
Ø  Diagram Arus Data
Diagram arus data ( data flow diagram – DFD) adalah penyajian grafis dari sebuah sistem yang mempergunakan empat bentuk simbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui proses – proses yang saling tersambung. Simbol – simbol tersebut mencerminkan :
ü  Proses, sesuatu yang mengubah input menjadi output
ü  Arus Data, terdiri atas sekumpulan unsur – unsur data yang berhubungan secara logis  yang bergerak dari satu titik atau proses ke titik atau proses yang lain
ü  Penyimpanan Data, suatu gudang data
Macam diagram arus data :
·         Diagram Arus Data Bertingkat
·         Diagram Konteks
·         Diagram Nomor N
Ø  Kasus Penggunaan
Kasus penggunaan adalah suatu uraian naratif dalam bentuk dialog yang terjadi antara sistem primer dengan sistem sekunder.
Ø  Kapan Menggunakan Diagram Arus Data dan Kasus Penggunaan
Diagram arus data dan kasus penggunaan sering kali dibuat selama tahap – tahap investigasi awal dan analisis dari metodologi pengembangan berfase. DFD mengilustrasikan suatu tinjauan atas pemrosesan dan kasus penggunaan memberikan detailnya. Biasanya, dibutuhkan beberapa kasus penggunaan untuk mendukung satu diagram angka 0.
9. Manajemen Proyek
            Ketika sistem memiliki nilai strategis atau pengaruhnya meliputi keseluruhan organisasi, direktur utama atau komite eksekutif perusahaan dapat memutuskan untuk mengawasi sendiri proyek pengembangan tersebut. Banyak perusahaan membentuk satu komite khusus di bawah tingkat komite eksekutif yang menerima tanggung jawab untuk mengawasi seluruh proyek sistem. Ketika tujuan dari dibentuknya sebuah komite adalah untuki memberikan panduan, arah dan kendali secara terus – menerus, maka ia disebut sebagai steering committee.
Ø  Steering Committee SIM
Menjalankan 3 fungsi :
·         Menciptakan kebijakan
·         Melakukan pengendalian fiskal
·         Menyelesaikan perselisihan
Ø  Kepemimpinan Proyek
Steering committee SIM jarang ikut terlibat langsung dengan detail pekerjaan. Tanggung jawab itu jatuh ke tangan tim proyek meliputi semua orang yang ikut berpartisipasi dalam pengembangan sistem informasi.
Ø  Mekanisme Manajemen Proyek
Satu format yang populer untuk rencana terinci adalah grafik Gantt, yang mengidentifikasi pekerjaan – pekerjaan, siapa yang melakukannya dan kapan akan dilaksanakan. Grafik Gantt adalah sebuah grafik batang horizontal yang mencantumkan satu grafik batang untuk setiap pekerjaan yang dilaksanakan.
Ø  Dukungan Web bagi Manajemen Proyek
Selain sistem manajemen proyek berbasis peranti lunak seperti Microsoft Project, dukungan juga dapat diperoleh dari internet.
10. Mengestimasi Biaya Proyek
Metode yang digunakan untuk mengestimasi biaya dan jadwal proyek kurang lebih mengandalkan 3 komponen :
·         Informasi mengenai sistem tertentu yang sedang dibuat dan orang yang akan melakukan pengembangan
·         Pengalaman historis
·         Pengetahuan mengenai proses pengembangan peranti lunak dan alat-alat serta teknik estimasi
Proses pengestimasian biaya terdiri atas sekumpulan :
Ø  Input Pengestimasian Biaya
Sebuah work breakdown structure (WBS) mengidentifikasikan aktivitas – aktivitas proyek yang akan membutuhkan sumber daya. Kebutuhan sumber daya mencantumkan sumber daya tertentu yang akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya. Tarif sumber daya adalah biaya per unit untuk setiap jenis sumber daya. Estimasi durasi aktivitas menyebutkan periode pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas. Informasi historis terdiri atas file – file dari data proyek masa lalu, basis data pengestimasian biaya komersial dan pengetahuan tim proyek.
Ø  Alat – alat Teknik Estimasi Biaya
Estimasi analogis menggunakan biaya aktual proyek – proyek serupa yang telah dilakukan di masa lalu sebagai dasar untuk memproyeksikan biaya dari proyek yang sedang dipertimbangkan. Estimasi dari bawah ke atas dimulai dengan detail. Alat – alat terkomputerisasi dapat digunakan secara terpisah atau untuk menyederhankan alat – alat yang baru saja diuraikan. Model – model matematis dapat digunakan untuk menguantifikasi karakteristik proyek dan membuat simulasi dari berbagai macam skenario.
Ø  Output Pengestimasian Biaya
Estimasi biaya dibuat untuk seluruh sumber daya yang dibebankan ke proyek dan biasanya dinyatakan dalam unit – unit keuangan yang berlaku seperti Dolat atau Euro. Estimasi seperti ini dapat disempurnakan kembali selama proyek berlangsung untuk mencerminkan tambahan informasi seiring dengan semakin jelasnya proyek tersebut . Detail – detail pendukung mendokumentasikan bagaiman estimasi tersebut dihitung dan  setiap asumsi. – asumsi yang diambil. Rencana manajemen biaya menjelaskan bagaimana varians biaya akan dikelola.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar